Agar masyarakat Desa Cikoneng memungut ketergantungan pada bahan bakar fosil dan menciptakan masa depan yang lebih baik, membangun pembangkit biomasa adalah tindakan terbaik untuk pembangunan energi yang ramah lingkungan. Teknologi biogas mengubah sampah organik, seperti sisa makanan dan kotoran hewan, menjadi gas metan, yang berpotensi untuk digunakan sebagai bahan bakar energi.
Sampah tersebut terus-menerus menyebabkan kerja-kerja yang sulit dan tidak aman. Sementara jutaan ton sampah dihasilkan sebagai bahan bakar selama setidaknya di rumah tangga, industri, dan pertanian, kekeringan tinggi akan mengubah sampah tersebut sulit dengan menggunakan sistem 3R, yang berarti reduce, reuse, dan recycle.
Proses pembangkit biomasa membawa sampah-sampah ke dalam kondisi anaerobik (tanpa oksigen). Biomassa sampah-sampah ini telah disembukan dengan teknologi pirolisis, yang akan melarang sebuah komposisi bahan organik. Komposisi tersebut dapat dibangun sebagai bahan bakar alternatif, tanpa oksigen.
Biogas adalah sebuah energi alternatif, yang berkembangkan bagi masyarakat, juga para penjualan dan pembangunan fasilitas energi yang mudah memaksa penggunaan. Energi ini akan memperbaiki sampah yang berasal dari hewan, sebagian besar dari sisa makanan, cairan, dan kotoran hewan, sebagai bahan baku industri. Biogas juga tidak akan membawa kerusakan dan kematian, sehingga mencapai emisi sampah rumah kaca.
Biomassa memiliki keuntungan ekonomi dan sosial untuk masyarakat, diantaranya dalam pembangkit energi yang terbuka. Biomassa berhasil membawa banyak biaya dan membantu mengurangi peningkatan kapal-paket dan berakhir nilai listrik. Biogas adalah satu-satunya bahan bakar alternatif yang berkembangkan untuk menggunakan listrik yang ramah lingkungan, tetapi membangun teknologi yang tepat saat ini yang berkembangkan.