Pemerintah dan sektor swasta tengah berupaya mengembangkan bioenergi, sumber energi alternatif. Munculnya sumber energi alternatif ini berdampak positif terhadap perekonomian, dan juga mengurangi ketergantungan terhadap bahan bakar fosil. Namun, ada beberapa tantangan yang dihadapi sektor ini. Tantangan tersebut meliputi: a. Adaptasi terhadap teknologi baru, monopoli bahan baku, dan subsidi yang tidak cukup insentifnya.

Bioenergi dan Potensinya dalam Tujuan Pembangunan Berkelanjutan

Kontribusi Nasional yang Ditetapkan (NDC) yang ditetapkan oleh Konvensi Kerangka Kerja PBB tentang Perubahan Iklim untuk mengurangi emisi karbon dioksida dan membatasi kenaikan suhu global hingga kurang dari 2° Celsius telah menjadi target bagi Indonesia, termasuk mengurangi ketergantungan pada bahan bakar fosil. Untuk mencapai tujuan ini, negara harus memberikan kontribusi yang lebih besar pada sumber energi terbarukan (ET), terutama biomassa dan biofuel.

Meskipun memiliki potensi, industri bioenergi masih dalam tahap awal. Selain itu, masih banyak masyarakat Indonesia yang belum menyadari peluang yang ditawarkan oleh sektor ini. Untuk mengatasi masalah ini, penting bagi pemerintah dan sektor swasta untuk melaksanakan kampanye edukasi guna mempromosikan manfaat energi biomassa.

Salah satu caranya adalah melalui lokakarya yang dipimpin oleh World Agroforestry Centre (ICRAF). Seminar yang diadakan di Jakarta pekan ini difasilitasi oleh Koordinator ICRAF Regional Asia Tenggara Dr Ingrid Oborn dan dipimpin oleh Ketua Komisi II Dewan Perwakilan Rakyat Provinsi Kalimantan Tengah Edy Pratowo dan Kabupaten Pulang Pisau Edy Yantenglie.

Seminar ini bertujuan untuk membahas tantangan dan peluang industri bioenergi di Indonesia serta peran pemerintah dan sektor swasta dalam mendorong pengembangannya. Seminar ini dihadiri oleh perwakilan instansi pemerintah dan pelaku industri, termasuk sejumlah lembaga penelitian kehutanan.

Pemanfaatan bioenergi sebagai sumber energi berpotensi mengurangi ketergantungan terhadap bahan bakar fosil, sehingga dapat mengurangi emisi dan meningkatkan ketahanan energi di dalam negeri. Untuk itu, pemerintah harus terus memberikan insentif bagi industri melalui regulasi dan kebijakan. Pemerintah juga harus berinvestasi dalam penelitian dan pengembangan untuk mendukung produksi pembangkit listrik berbasis biomassa. Selain itu, sektor swasta juga harus didorong untuk berinvestasi di sektor ini dengan menyediakan modal dan pelatihan bagi teknisi dan peneliti. Hal ini akan membantu memastikan keberhasilan industri bioenergi di masa mendatang. Selain itu, pemerintah harus membangun lingkungan yang kondusif bagi pengembangan sektor ini dengan menerapkan kebijakan yang mengatur penggunaan lahan dan pengelolaan air untuk meningkatkan ketersediaan sumber daya biomassa. Pemerintah juga harus meningkatkan ketersediaan modal untuk membiayai pembangunan fasilitas pembangkit listrik dan infrastruktur terkait lainnya. Hal ini akan membantu meningkatkan ekonomi dan meningkatkan lapangan kerja di sektor energi, serta memperbaiki lingkungan. Terakhir, pemerintah harus mendukung produksi energi alternatif melalui kemitraan publik-swasta.