Namun, dengan ketergantungan yang kompleks terhadap bahan bakar fosil, mencari energi alternatif tersebut adalah suatu keharusan. Bioenergi merupakan salah satu alternatif yang sedikit dan memungkinkan dengan berbagai metode dan teknologi baru. Bioenergi tersebut berbeda-beda yang disebut sebagai biomassa, biodiesel, biologi kelapa sawit (Crude Palm Oil), hewan jarak, atau kayu burung.

Bioenergi menunjukkan potensi yang besar, karena berbeda dengan netralitas karbon yang tepat, seperti dibandingkan dengan bahan bakar fosil. Namun demikian, hal ini memerlukan pengembangan lebih lanjut jika ingin berkontribusi secara signifikan terhadap energi terbarukan yang tetap melalui keuntungan biaya dan mempertahankan efisiensi, biaya, dan dampak lingkungan.

Berdasarkan perbesaran International Energy Agency (IEA), seorang pengguna yang mengidentifikasi energi dan memungkinkan kompetisi dalam upaya peningkatan emisi negatif, bioenergi berjalan di kawasan yang tetap tinggi. Biomasa, termasuk angin dan surya, kini menangani sektor listrik sekitar 55% tetapi berjalan di sektor energi terbesar di dunia. IEA menyatakan bahwa bioenergi akan memungkinkan biaya listrik tersebut sekitar 6% pada tahun 2021. Ini merupakan peningkatan yang signifikan dibandingkan rata-rata saat ini sebesar 5%. Peningkatan ini merupakan dampak dari meningkatnya permintaan global terhadap biofuel serta menurunnya ketersediaan bahan bakar fosil. Hal ini merupakan faktor krusial dalam mengurangi emisi gas rumah kaca dan mengurangi dampak perubahan iklim. Meskipun demikian, penggunaan biofuel masih memiliki prospek yang panjang. jalan yang harus ditempuh karena mereka belum sepenuhnya terintegrasi ke dalam sistem energi. IEA memperkirakan bahwa pada tahun 2021, hanya akan ada